UAS (Tinjauan Pustaka)


A. Jaringan Syaraf Tiruan

Jaringan syaraf tiruan merupakan algoritma klasifikasi yang meniru prinsip kerja dari jaringan syaraf manusia. Algoritma ini memetakan data masukan pada layer masukan menuju target pada layer keluaran melalui neuron-neuron pada layer tersembunyi.

Pada layer tersembunyi, data masukan yang telah dihubungkan dengan bobot tersebut kemudian diproses menggunakan fungsi aktivasi. Selanjutnya data hasil olahan dari layer tersembunyi dihubungkan oleh bobot-bobot tersembunyi menuju neuron pada layer keluaran.
Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan data target sehingga diperoleh tingkat kesalahan (error). Apabila tingkat kesalahan yang diperoleh lebih kecil daripada tingkat kesalahan yang sebelumnya telah ditetapkan (target error), maka proses perambatan akan berhenti. Namun apabila tingkat kesalahan masih lebih besar daripada tingkat kesalahan tetapan maka dilakukan proses perambatan balik dengan melakukan pembaharuan bobot.
Jenis-jenis jaringan syaraf tiruan antara lain: perceptron, backpropagation/ propagasi balik, learning vector quantization, dsb.
Gambar berikut ini merupakan contoh arsitektur jaringan syaraf tiruan propagasi balik:
Untitled-3
 B. Penelitian Sebelumnya



Berdasarkan hasil penilitian dari (Juheri, 2015) yaitu, jaringan syaraf tiruan dapat melakukan identifikasi dengan tingkat keakuratan 85%. Tingkat keakuratan tersebut dipengaruhi oleh basis data masukkan. Hal tersebut terjadi karena dengan bertambahnya basis data yang digunakan maka variasi ciri sidik jari semakin banyak sehingga menyebabkan ada beberapa ciri pada data tambahan yang masuk menyerupai ciri sidik jari yang lain. Hal ini bisa diatasi dengan menambah ketelitian dari jaringan yaitu menambah besar MSE yang dipakai. Dengan menambah ketelitian jaringan dapat meningkatkan kembali keakuratan jaringan dalam melakukan identifikasi. Namun hal ini juga menimbulkan permasalahan baru yaitu waktu pelatihan jaringan semakin besar.
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian dari (Dwiwijayanti, 2014), jaringan syaraf tiruan menggunakan backpropagation berbasis scaled conjugate gradient dapat mengenali pola sidik jari dengan baik. Hasil pelatihan menunjukkan hanya sidik jari sampel 5 dan 8 yang tidak dapat mengenali sidik jari. Hasil pengujian menunjukkan 91% data sidik mampu dikenali oleh sistem yang sudah dibangun. Sidik jari yang tidak dapat dikenali disebabkan oleh kondisi citra yang dijadikan input memiliki noise akibat jari dalam kondisi kering ataupun berminyak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUTS

5.1. Madaline Training

11.1. Fundamental Philosophy